
Setelah menikah dengan Syeikh Reza Abdul Jabbar pada 2023, Peggy Melati Selandia Baru kini memilih untuk meninggalkan dunia hiburan yang selama ini membesarkan namanya. Saat ini, ia lebih fokus mengurus masjid dan terlibat dalam kegiatan dakwah di Selandia Baru, sebuah perubahan besar dalam hidupnya yang membawa kebahagiaan baru.
Peggy, yang dulu dikenal sebagai bintang sinetron, merasa bahagia dengan peran barunya tersebut. “Termasuk juga sambil mengurus masjidnya. Sambil mengurus umat. Alhamdulillah ini betul-betul hidup gitu ya. Hanya itu yang hidup,” ujarnya saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Minggu (9/3/2025).
Berpindah ke dunia yang jauh berbeda tentu bukan hal mudah. Namun, bagi Peggy, perjalanan hidupnya yang melibatkan banyak negara membawa banyak pelajaran dan pengalaman baru.
“Kami berkeliling di 31 negara selama ini di seluruh dunia. Karena dalam perjalanan hidup sebelumnya juga Allah takdirkan saya,” tambahnya.
Proses Adaptasi di Selandia Baru
Proses adaptasi di Selandia Baru pun berjalan lancar. “Ritme itu sudah terbentuk sebelum alhasil Allah takdirkan. Sekarang setelah berdomisili di New Zealand, proses adaptasinya alhamdulillah tak terlampau panjang,” jelasnya.
Namun, kehidupan di Selandia Baru juga menghadirkan tantangan bagi Peggy. Salah satunya adalah perubahan iklim yang cukup signifikan. “Dengan santunan Sheikh, santunan belum dewasa, dan mungkin yang perlu modifikasi agak ketat sedikit itu hanya soal tubuh. Karena kan pindah dari negara tropis ke kawasan yang betul-betul erat dengan Kutub Selatan. Tapi alhamdulillah semua dapat dilewati dengan baik,” tuturnya.
Peggy Masih Sering Kembali ke Indonesia
Meskipun tinggal jauh di luar negeri, Peggy Melati Selandia Baru ternyata masih sering kembali ke Indonesia. “Tidak ada patokan. Tapi umumnya satu tahun, dua atau tiga kali saya kembali ke Indonesia. Dan bertahun-tahun ini bulan ampunan senantiasa ada ke Indonesia. Karena bulan ampunan memang banyak sekali jenis aktivitas dakwah, acara umat juga banyak di Indonesia, di New Zealand,” ungkapnya.
Ramadan, Waktu Istimewa untuk Dakwah
Ramadan menjadi waktu yang sangat istimewa bagi Peggy, di mana ia membagi waktu antara Indonesia dan Selandia Baru untuk kegiatan dakwah dan umat. “Jadi bulan ampunan umumnya dibagi waktunya antara Indonesia dengan New Zealand. Yang lain nggak tentu. Terima kasih teman-teman,” pungkasnya.